Kepala
Staf Angkatan Darat (Kasad), Jendral TNI Budiman, bertindak selaku Inspektur
Upacara pada peringatan 55 Tahun Menwa Mahawarman Jawa Barat di Lapangan Kampus
ITB, jl Ganesa, Bandung pada Sabtu (14 -juni-2013) pukul 08.00 Dalam amanatnya Kasad
menyampaikan bahwa Resimen Mahasiswa Indonesia (Menwa) merupakan komponen pendukung
(komduk) yang memiliki kedudukan penting dalam mewujudkan Sistem Pertahanan
Negara yang tangguh hingga momen peringatan tersebut seyogyanya harus dimanfaatkan
untuk menyegarkan dan mengembangkan lebih lanjut rasa kebanggaan serta jiwa korsa kecintaan Menwa terhadap bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Adapun dalam Hut kegiatan tersebut dihadiri oleh para pejabat Pemprov Jawa Barat, perwakilan perguruan tinggi se-Jawa Barat, Dankodiklat TNI AD, Pangdam III/Siliwangi, para asisten Kasad, para Komandan Balakpus, Civitas Korps Nasional Menwa Indonesia, Civitas Korps Mahawarman Jawa Barat, dan peserta upacara sekitar 500 anggota Menwa dari 12 batalyon yang berasal dari berbagai perguruan tinggi se Jawa Barat.
Kegiatan dilanjutkan Seminar Nasional di Aula Timur ITB dengan Tema “Cyber War Attack” yaitu Kewaspadaan dan Implementasi Kebijakan Nasional Menghadapi Cyber War Attack Kasad selaku narasumber menegaskan bahwa kepercayaan pada SDM maupun bahan baku lokal dalam pembangunan infrastruktur cyber technology/ warfare untuk memperkuat sistem pengamanan berskala Nasional sebagai perisai menghadapi gencarnya dunia maya serbuan-serbuan teknologi asing yang bertujuan melemahkan pertahanan NKRI.
Menurut Budiman dalam Riset dan pengembangan teknologi cyber warfare serta sumber energi alternatif pun, konsisten dijalankan dengan melibatkan para peneliti unggulan plus bahan baku asli Indonesia, ”Semua konten lokal kita terbukti unggul di kelasnya.” Kata Jendral TNI Budiman.
Seiring kemajuan Teknologi Pertahanan, Cyber War menjadi salah satu unsur Potensi gangguan keamanan dari Negara lain. Dalam mempersiapkan kemungkinan yang terjadi di masa depan, Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Budiman akan merubah pola Recruitment Prajurit TNI AD.
Mulai tahun ini “Recruitment TNI AD akan diitikberatkan pada kualitas intelektual Tinggi bagi calon Prajurit. Mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira” Dikatakan Kasad, Jenderal TNI Budiman saat menjadi Narasumber di Seminar Kewaspadaan dan Implementasi Kebijakan Menghadapi Cyber War di Aula Timur ITB, Bandung, Pada akhir seminar, Kasad juga menegaskan bahwa untuk dapat menempati posisi Komponen Cadangan dalam Sistem Pertahanan Nasional, para anggota Menwa harus memenuhi kualifikasi militer tertentu yang prosedurnya tergantung pada para pembuat kebijakan.
Namun, menurutnya, satu hal terpenting adalah bahwa para anggota Menwa hendaknya konsisten mengasah potensi intelektual mereka agar dapat mengimplementasikan rasa cinta Tanah Air secara lebih cerdas dan konstruktif untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang tangguh di masa depan. Salah satu implementasinya adalah penguasaan teknologi yang berhubungan dengan perangkat cyber security.
Pesawat tanpa
awak ( Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin
terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri,
menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali
dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya . Penggunaan
terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah dibidang militer. Rudal walaupun mempunyai kesamaan tapi tetap dianggap
berbeda dengan pesawat tanpa awak karena rudal tidak bisa digunakan kembali dan
rudal adalah senjata itu sendiri.
Saat
ini Drone digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari pertanian, survei
daerah terpencil hingga berperang.
Jadi masuk akal bila salah seorang desainer
Belanda telah membuat Drone Survival Guide (Pedoman Menghindari Drone), mirip
grafik untuk burung, yang menunjukkan berbagai bentuk dan ukuran objek terbang
ini dengan satelitnya
Panduan buatan Ruben Pater ini, telah merinci
jenis yang berbeda dari robot terbang yang digunakan pada perang ini, serta
berbagai tips bertahan hidup untuk menyembunyikan diri dari drone ini.
Mayoritas drone yang dipilih untuk grafik ini
berasal dari negara-negara anggota NATO, termasuk Inggris, Prancis, Jerman,
Amerika Serikat, dan Kanada.
Alasannya karena negara-negara tersebut telah
menggunakan Drone dalam perang seperti di Afghanistan dan juga lebih transparan
dibandingkan beberapa negara lain dalam pengungkapan informasi tentang robot
terbang ini.
Namun, grafik juga memperlihatkan bentuk Drone
dari India, Cina, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Israel.
Menggunakan ikon tengkorak untuk menunjukkan
bahwa pesawat tak berawak ini digunakan untuk menyerang, dan mata kecil untuk
menunjukkan sebagai pesawat pengintai.
"Kebanyakan Drone yang digunakan saat ini
oleh kekuatan militer untuk pengintaian dan menyerang dari jarak jauh, dan
jumlahnya semakin meningkat," kata Pater seperti dilaporkan Daily Mail,
Senin (24/12/2013).
Badan Penerbangan Federal (FAA) memperkirakan
pada tahun 2013, dalam waktu 20 tahun mungkin ada sebanyak 30.000 Drone terbang
di atas tanah AS sendiri.
"Seperti burung robot akan menjadi hal
yang biasa dalam waktu dekat, kita harus siap untuk mengidentifikasi mereka.
'Survival guide' ini merupakan upaya untuk membiasakan diri kita dan generasi
mendatang, dengan lingkungani teknologi yang berubah," tambah Kasad Jendral Budiman semoga TNI bisa lebih baik teknologinya dari negara lain ini tantangan menwa indonesia khususnya Resimen Mahawarman bisa ikut mendukung teknologi pertahanan kita
Jendral Budiman memaparkan beberapa
hasil riset itu antara lain open Open Base Transceiver Station (BTS), radio
VHF, battle management system (BMS), peralatan konversi BBM ke BBG, GPS
tracking system, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Autopilot alias Drone, simulasi
menembak dengan laser gun, jammer perusak sinyal, alat pengendali senjata jarak
jauh hingga Roadble Grycopter yaitu motor yang bisa terbang seperti helikopter
bak dalam film Transformer.
"Dana dalam riset ini sebesar Rp 31 miliar untuk 15 riset, dana yang digunakan dari APBN hanya kecil," kata jendral Budiman.
"Dana dalam riset ini sebesar Rp 31 miliar untuk 15 riset, dana yang digunakan dari APBN hanya kecil," kata jendral Budiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar